Jumat, 03 Juni 2011

Mencari Kosmetik yang BENAR-BENAR HERBAL&HALAL

Saya sudah lama menjadi pemakai setia produk kimia. Bahkan sejak dari SMP saya sudah berkenalan dengan produk itu. Awalnya wajah saya cocok dengan produk apapun. Disini saya akan menyebutkan terang-terangan nama produk-produk tersebut. Saya cocok memakai Johnson n Johnson dan Biore.

Saya kemudian terus memakai Biore sampai SMA. Tetapi kemudian saya beralih ke Ponds karena tidak punya uang membeli Biore. Saya memakai Ponds karena bisa dipakai bersama-sama sekeluarga. Kulit saya bisa menerima sampai saya kuliah semester 1. Tetapi lama kelamaan saya baru sadar kalau warna kulit saya tidak merata. Ada putih-putih seperti panu yang jika saya berhenti memakai ponds hilang. Maka kemudian saya beralih memakai Wardah, tidak lama memang, karena saya tidak cocok dan jadi jerawatan. Kemudian saya kembali lagi memakai Ponds.

Suatu hari saya membaca sebuah artikel tentang kandungan berbahaya pada produk berbahan kimia. Salah satu kandungan tersebut adalah 'Paraben'. Zat ini dikatakan dapat memicu kangker. Dan betapa kagetnya saya ketika saya membaca komposisi Ponds dan Vaseline yang saya pakai mengandung Paraben. Kemudian saya berpikir, apa yang harus saya pakai?

Kemudian saya teringat teman saya pernah menawarkan kepada saya untuk menjadi member Oriflame. Tahu kan? Produk dari Swiss. Dia bilang kalau Oriflame itu MURNI dari alam. Sayur-sayuran dan Buah-buahan. Kemudian saya berniat membeli Oriflame di salah seorang teman saya yang lain. Dan berkali-kali saya menanyakan, apakah Oriflame itu benar-benar alami? Dan berkali-kali jawabannya sangat meyakinkan. Ia mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan teman saya yang dulu. Saya kemudian berpikir adan mengatakan. Pantaslah harganya SANGAT mahal. Karena ternyata memang alami.

Akhirnya saya benar-benar mencoba untuk memakainya. Berkali-kali saya ragu dan mengganti produk yang akan saya pesan. Dan akhirnya pilihan saya jatuh ke produk Oriflame yang namanya 'PURE ORGANIC, HAZELNUT & GOJI BERRY EXTRACT'. Saya  membeli satu paket Cleanser dan Pelembabnya. Haraganya Lebih dari 80 Ribu. Wow, SANGAT mahal, terutama untuk kantong mahasiswa seperti saya. Tapi saya merasa puas karena bisa membeli dan akann memakai produk herbal. Karena bangga saya pun menceritakannya pada kakak saya.
Tidak lama setelah tiba dirumah, saya mengecek barang tersebut. Terbersit dipikiran saya untuk segera melihat komposisinya. Dan betapa SANGAT kagetnya saya ternyata di Pelembabnya mengandung BANYAK bahan kimia alkohol dan lain-lain, begitu pun Cleansernya. Dan TERNYATA mengandung PARABEN. Oh my God.

Saya sudah terlanjur membeli dan daripada mubazir akhirnya saya pakai juga. Beberapa hari saya coba kulit saya memang sangat lembab seperti kegunaan dasar produk ini. Tetapi saya perhatikan jerawat kecil mulai tumbuh.

Lalu apa yang harus saya lakukan? Apakah saya harus menghentikan pemakaian? Dimana saya bisa mendapatkan kosmetik MURNI HERBAL dan HALAL serta BEBAS EFEK SAMPING?

HELP ME IF YOU KNOW

Jumat, 06 Mei 2011

Esai


TANTANGAN DAHSYAT
UNTUK
HASIL HEBAT
Oleh: Siti Jamaliah
Ketika mengatakan mengenai pemilihan jurusan atau apapun, saya selalu yakin, bahwa setiap yang kita pilih memiliki tantangan dan resikonya sendiri. Bukan hanya pekerjaan atau pilihan yang buruk yang jelas-jelas beresiko besar, tetapi semua yang baik pasti memiliki resiko.Resiko orang yang bekerja di bank dengan keuangannya, akan berbeda dengan resiko mereka yang bekerja di lapangan, misalnya saja para buruh bangunan, yang cenderung mempertaruhkan fisik (bahkan hidup mati) mereka untuk pekerjaan.
            Begitupun para akademisi, dalam memilih jurusan sebelumnya mereka sudah harus berpikir tentang kesiapan mereka terhadap tantangan-tantangan yang pasti akan mereka hadapi, baik dalam proses pendidikan maupun pasca kelulusan. Apakah tantangan yang akan mereka terima ketika pertama kali mereka menyatakan diri memilih jurusan tersebut, bagaimana tanggapan keluarga dan teman-teman mereka, bagaimana mereka menghadapi teman-teman yang baru di kampus dan terhindar dari shock society.
            Bagi seseorang yang memilih jurusan yang menurut pikiran dan mata orang banyak adalah bonafit akan jauh lebih mudah dan resiko awal mereka mungkin jauh lebih kecil disbanding mereka yang memilih jurusan yang menurut kaca mata awam abal-abal  dan bisa menjadi apa ketika lulus jika memilih jurusan seperti itu. Contohnya saja mereka yang memilih jurusan kedokteran. Ketika mereka melihat pengumuman dan ternyata mereka termasuk yang diterima (apalagi kalau kampus bonafit, baca: UI, UGM, UNPAD dan sebagainya),maka respon dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar mereka akan sangat baik.Mereka akan mendapat cap sebagai ”anak pintar” atau “anak yang membanggakan orang tua”, dan semua orang langsung berpikir kalau lulus ia pasti akan sukses dan pasti akan menjadi orang yang kaya.
            Hal tersebut berbanding jauh dengan mereka yang memilih,mendapat, atau tidak sengaja terjerumus pada jurusan yang menurut pandangan awam tidak bonafit dan hanya agar dapat kuliah atau masuk di kampus ternama. Mereka  yang mengalaminya pun kadang tidak percaya diri ketika menyebutkan jurusannya.Terkadang karena keminderan mereka, mereka akan berkata “saya terjerumus”, atau “salah membulatkan” dan lain-lain yang sebenarnya akan membuat mereka terlihat rendah dihadapan orang lain, dan semakin membuat orang lain memandang rendah pula jurusan mereka.
            Lebih kerucut lagi, mereka yang memilih kuliah di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya dengan jurusan Sastra Arab atau Program Studi Arab, atau Bahasa Arab. Tidak sedikit dari mereka yang secara “sadar” dan yakin memilih jurusan tersebut. Walaupun banyak juga diantara mereka yang tidak yakin dan hanya sekedar supaya bisa kuliah kampus-kampus ternama seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Tantangan pertama yang akan mereka terima (bagi mereka yang yakin dan “sadar” ketika memilihnya) adalah ketika mereka berkonsultasi dengan guru sekolah dan orang tua. Mereka pasti akan bertanya, mengapa kamu memilih jurusan ini dan apa cita-citamu (baca: mau jadi apa kamu?). Meraka juga akan menyampaikan beberapa pernyataan bahwa jurusan ini tidak bonafit, atau kenapa tidak memilih jurusan lain, atau lebih halusnya carilah rejekimu di jurusan lain.
            Maka apakah yang harus kita lakukan untuk menghadapi tantangan pertama ini? Beruntunglah bagi mereka yang secara yakin dan sadar memilih jurusan ini.  Mereka akan menjelaskan cita-cita dan segala yang akan dan dapat mereka lakukan di jurusan tersebut. Mengapa bisa? Karena mereka telah memiliki rencana dan rancangan kehidupan yang mereka yakini dan mampu meyakinkan orang lain. Contohnya seorang anak ketika berkonsultasi dengan orang tuanya. Ketika dia ditanya mau menjadi apa, dia akan mudah dan tegas menjawab “ahli tafsir”. “Karena itu, sebelum menjadi ahli tafsir, hal paling dasar yang harus di pelajari dan dimiliki adalah kemampuan berbahasa Arab”. “Oleh karena itu, pertama saya harus kuliah di kampus ini dengan jurusan Sastra Arab, kemudian saya akan kuliah lagi di Arab Saudi,  sampai saya mendapat gelar doktor bahkan profesor dan menjadi ahli tafsir, saya bisa menjadi penerjemah, saya bisa bekerja di kedutaan, atau departemen agama sebagai mufti karena ilmu tafsir Al-qur’an dan Sunnah yang saya miliki, dan sebagainya”. Jawaban seperti ini akan membuat orang tuanya mengerti dan berpikir bahwa si anak memiliki jawaban cerdas dan pola hidup yang tererncana. Dan akhirnya restu orang tua akan didapat dan ini sangat menentukan kelancaran kuliah dan pascanya kelak.
            Tantangan kedua yang harus dihadapinya adalah ketika ia diterima. Orang-orang akan bertanya mengenai hal tersebut. Contohnya (dengan nada penasaran) “kuliah dimana?”. “UI”. (Nada antusias) “Wah hebat, jurusan apa?”. “Sastra Arab”. (Nada rendah) “Oooo”(dan menghentikan pembicaraan).
            Bagaimana menyikapi tantangan diatas? Jawabannya adalah yakinlah dengan jurusan yang telah dipilih.Ketika kita yakin maka kita akan tegas dengan mata penuh kesungguhan menjawab. Tidak peduli apapun dan bagaimanapun tanggapan orang lain yakinlah. Jangan meremehkan diri dengan mengatakan saya saya terjerumus di jurusan ini, dan sebagainya. Walaupun memang bukan pilihan pertama atau karena ketidak sengajaan, tetapi ketika telah masuk dan diterima yakinlah bahwa ini adalah pilihan hidup anda, bahwa ini adalah salah satu dari sejuta jalan hidup yang harus dijalani, yakinlah bahwa ini tidak sia-sia. Kemudian buatlah peta hidup dengan pilihan baru ini.
            Tantangan ketiga adalah proses kuliah. Beruntunglah mereka yang sudah memiliki basic dan mengenal bahasa Arab sebelumnya. Mereka hanya tinggal menyesuaikan diri dengan kehidupan dan kealamiahan bahasa di bangku kuliah. Mereka pun cenderung akan lebih mudah memiliki indeks prestasi yang tinggi. Tetapi bagaimana dengan mereka yang sama sekali nol. Mereka harus memulai dari awal. Jangankan hal lain yang lebih sulit, huruf Hijaiyah (huruf Arab) pun mereka tidak tahu.  Ini bukanlah akhir dari kehidupan. Banyak hal yang bisa dilakukan.Pengalaman dari salah seorang dosen Program Studi Arab UI yang juga mendapat gelar masterdalam bidang linguistik dengan beasiswa. Beliau mengatakan bahwa dahulunya sama sekali tidak memiliki basic Arab. Tetapi karena ketekunannya (bahkan beliau tidak mengikuti les), beliau berhasil. Hal ini menunjukan bahwa siapapun bisa berhasil jika tekun.Tetapi akan lebih baik, bagi mereka yang merasa nol, banyak mengikuti pelajaran tambahan bersama senior, belajar berasama, atau mengikuti les jika memiliki dana yang mencukupi.
            Tantangan berikutnya dan terakhir dari tulisan ini adalah pasca kelulusan. Menyikapi hal ini sikap orang beragam. Ada yang mengatakan harus bekerja di bidang Ke-Araban, ada yang mimilih kuliah di jurusan lain untuk bekerja, dan ada yang mengatakan bahwa kuliah bukan untuk bekerja, tapi untuk ilmu.
            Untuk pernyataan pertama, ini bisa dibilang termasuk baik karena fokus dan ingin terus menggunakan skill dan pengetahuan Arabnya. Ada banyak yang bisa dilakukan. Pertama setelah lulus Strata Satu (S1), ia bisa mengambil hal yang terkait seperti sejarah, sastra,ataupun tafsir Arab. Beasiswa dalam dan luar negeri juga tersedia untuk ini. Tetapi banyak juga mereka yang tidak mengetahui tentang adanya beasiswa-beasiswa tersebut. Maka,Dinas Pendidikan dan pihak-pihak terkait harus lebih memberikan ruang untuk informasi-informasi ini. Karena sebenarnya, info beasiswa untuk ke Arab bisa dibilang banyak. Untuk ke Univers Islam Madinah, Al-Azhar, Kairo,  King Fahd University, Arab Saudi, dan sederet universitas kenamaan di wilayah Arab lainnya. Syaratnya pun hanya mengandalkan skil dan kebanyakan tidak terikat pada kontrak perusahaan tertentu. Fasilitasnya pun tergolong baik.
Akan lebih baik dan meyakinkan ketika, ia mendapat beasiswa belajar di negeri-negeri Arab. Berbekal ijazah master, doktor atau bahkan gelar professor yang didapat, akan sangat mudah bagi pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang memang bergerak atau membutuhkan ahli ke-Araban meliriknya.
Untuk pernyataan kedua yang memilih kuliah di jurusan lain untuk bekerja, hal ini bukan masalah. Asalkan ini bukanlah bentuk penyesalan dan “perbaikan” hidup karena menganggap ia telah salah memilih jurusan. Jika benar, maka berarti ilmu yang telah diterimanya, sama sekali tidak akan bermanfaat dan lambat laun ia akan melupakannya, karena ia mengangngap itu adalah salah satu kesalahan hidupnya.
Pernyataan terakhir dapat dikatakan paling bijak.Karena ia menjadikan bangku kuliah sebagai jalan mencari ilmu, dan menurut orang-orang seperti ini rejeki bisa datang dari mana saja. Buktinya banyak orang yang berlatar belakang pendidikan di bidang kesehatan, malah bekerja di bank atau bidang lain yang tidak sejalan. Hal ini menjadi penting untuk dipikirkan.Ilmuwan zaman dahulu, sebut saja Ibnu Sina (980-1037M), selain ahli kedokteran,ia juga adalah seorang filsuf. Begitupun Aristoteles (384 SM  322 SM) yang terkenal dalam banyak bidang, ia menguasai banyak bidang, diantaranya fisika, metafisika, logika, zoologi, biologi, etnis, ilmu pemerintahan, bahkan puisi. Ia juga merupakan guru dari Plato dan Alexander Agung yang merupakan orang-orang hebat di masanya. Ibnu Taimiyah (1263-1328M)  yang selain terkenal dalam bidang Syari’at Islam juga terkenal dalam bidang matematika, dan sederet nama lain yang merupakan ilmuwan-ilmuwan hebat klasik,yang ternyata tidak hanya ahli pada satu bidang, namun banyak bidang.
Selain itu, menagapa orang banyak mengejar  dan bercita-cita menjadi pegawai. Mengapa mereka tidak berpikir untuk menjadi seorang pengusahayang dapat mengatur dan bukan diatur oleh orang lain. Inilah sebenarnya yang harus kita perhatikan dan pikirkan.Lapangan kerja yang semakin sedikit membuat banyak pengangguran. Jika kita mampu membuka lapangan kerja baru dan menolong mereka yang menganggur itu lebih baik dan cerdas, disbanding dengan hanya menunggu kekosongan tempat sebuah perusahaan.
Intinya, yakinlah akan kebaikan dengan apa yang telah dipilih dan bersungguh-sungguhlah menjalani. Mulailah berpikir bahwa kuliah dan belajar bukan untuk bekerja, tetapi karena ilmunya. Orang yang bekerja tidak selalu diikuti  oleh ilmu, tetapi orang yang berilmu, maka pekerjaan akan mengikuti mereka.  Yakinlah, tuhan tidak pernah menyia-nyiakan usaha dan segenap mimpi kita. Yakinlah, bahwa hasil yang hebat berasal dari kehebatan kita mengatasi tantangan yang hebat pula.

Esai


Rokok, Tantangan atau Sebuah Keuntungan
                                                Oleh: Siti Jamaliah
Bagi sebagian orang, rokok merupakan bagian dari pengisi kehidupan. Terutama perokok, sebagian besar mereka beranggapan bahwa rokok adalah kebutuhan pokok, bahkan lebih penting dari pada makanan berkarbohidrat tertinggi sekalipun (baca: nasi). Mereka rela menyisihkan paling tidak dua puluh persen dari pendapatan harian mereka untuk rokok, bahkan  mereka rela tidak makan demi membeli rokok. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional 2005-2006,  sekitar 78,8 persen kepala keluarga miskin di perkotaan adalah perokok. Dan ternyata disebutkan bahwa pengeluaran mingguan mereka untuk rokok adalah lebih besar yakni 22 persen daripada pengeluaran mereka untuk membeli beras yang hanya 19 persen (sumber : Kompas)
Mereka juga beranggapan bahwa rokok adalah obat untuk menenangkan pikiran.
Banyaknya pabrik rokok di Indonesia, dirasa menjadi penopang ekonomi paling berpengaruh. Satu pabrik rokok saja dapat menghasilkan devisa negara yang sangat besar, apalagi sekarang ada banyak pabrik rokok. Selain penghasil devisa keberadaan pabrik rokok juga menyelamatkan ribuan penduduk (buruh pabrik rokok, terutama daerah Kudus) dari masalah pengangguran. Keuntungan keberadaan pabrik rokok yang lain bagi perekonomian Indonesia  yang juga berimbas pada pembangunan pendidikan adalah banyaknya beasiswa yang diberikan bagi anak – anak tidak mampu atau atlet – atlet olahraga yang luput dari perhatian instansi lain.
Di sisi lain, masyarakat anti rokok bersikukuh bahwa rokok merupakan masalah yang sangat urgents untuk diselesaikan. Mereka menunjukan fakta – fakta bahwa asap rokok sangat berbahaya bagi kesehatan, ditambah lagi rokok juga dapat meruak  perilaku dan mental seseorang. Dalam sebuah situs blog tentang rokok dikatakan bahwa rokok menimbulkan bahaya yang sangat merusak kesehatan. Rokok mengandung 4000 racun yang diantaranya adalah nikotin yang mengandung zat adiktif  dan tar yang merupakan zat karsinogenik. Mengenai “tulisan” dalam sampul rokok yang mengatakan “rokok dapat menyebabkan kanker”, itu karena hasil dari racun dan karsinogenik yang muncul dari hasil pembakaran tembakau itu sendiri (sumber : agoesramdhanie.wordpress.com).
Untuk mematahkan pernyataan yang mengatakan rokok dapat menenangkan pikiran, menambah kecerdasan, dan menunda rasa lapar (sehingga biasanya orang lebih mementingkan rokok daripada makan), masih dalm situs  yang sama dikatakan bahwa hal tersebut merupakan dampak dari nikotin yang kandungannya masuk ke dalam sirkulasi darah dan sampai ke otak manusia dalam waktu 15 detik saja setelah tembakau dibakar. Kemudian nikotin tersebut berlanjut dan diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian memilahnya menjadi dua jalur, jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan inilah, perokok akan memperoleh “imbalan” berupa perasaan lebih tenang dan nikmat, pikiran “serasa” lebih cemerlang, dan juga keadaan lapar yang serasa dapat ditekan (inilah yang menyebabkan orang memilih tidak makan daripada tidak merokok). Selanjutnya pada jalur adrenergik (adrenergik sendiri dalam istilah kedokteran berarti diaktifkan atau disekresi oleh organ serupa), zat ini akan membuat sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin menjadi aktif. Serotonin yang meningkat akan menimbulkan rangsangan rasa senang yang berdanpak pada kecanduan si perokok (keinginan mendapatkan rokok lagi). Itu juga yang menyebabkan perasaan nikmat pada si perokok berkurang ketika tidak merokok.
Kemudian untuk memperkuat, ternyata rokok melalui zat – zat yang dikandungnya berdampak buruk bagi kepribadian.Mereka (perokok) yang mengatakan rokok dapat membuat mereka lebih percaya diri, tidak melihat atau bahkan menyadari sisi lain dari dampak konsumsi rokok mereka. Bagaimana bisa? Dalam situs blog yang sama dikatakan tipe – tipe perokok ternyata mempengaruhi perilaku perokok tersebut. Misalnya orang yang biasa merokok di tempat homogen (artinya bersama teman – teman atau perokok lainnya), mempunyai kepribadian yang cenderung menghargai mereka yang tidak merokok, mereka hanya merekok di smoking area. Adapun mereka yang biasa merokok di tempat – tempat heterogen (bercampur dengan non-perokok) umumnya mereka adalah orang – orang yang tidak memerdulikan keadaan orang lain yang tidak menyukai mereka. Mereka juga menunjukkan sikap ketidak pedulian mereka dengan merokok dimanapun bahkan di depan anak kecil, ibu hamil atau membawa bayi.  Sikap seperti ini biasanya diperparah dengan sikap penolakan keras mereka ketika mereka diminta untuk mematikan rokok, misalnya “memangnya ada masalah?” dengan nada tinggi.
 Selanjutnya untuk mematahkan pernyataan mengenai harga tembakau yang selalu menguntungkan petani, ini terjawab dengan keberadaaan komoditi lain yang sebenarnya jauh lebih menguntungkan petani. Cabe misalnya. Harga komoditi yang satu ini sering sekali mengalami kenaikan, apalagi ketika memasuki hari raya. Harga cabe lebih cenderung naik atau berada di level menguntungkan. Selain itu karena termasuk bahan yang sangat penting bagi keaslian rasa masakan Indonesia, walau harga setinggi apapun, tetap saja cabe mempunyai pembeli – pembeli yang setia. Selain cabe, Beras juga bisa sangat menguntungkan petani. Selain keuntungan pribadi, banyaknya petani yang menanam padi juga akan sangat membantu perekonomian negeri ini secara keseluruhan. Banyaknya beras impor yang masuk dan juga merupakan dampak dari produksi beras dalam negeri yang minim, mnyebabkan para petani padi yang jumlahnya semakin sedikit saat ini menjadi berkurang penghasilannya. Coba kita pikirkan. Seandainya banyak petani tembakau yang berpindah pada bertani padi yang merupakan makanan pokok itu, maka negara tidakakan kekurangan pasokan beras, sehingga tidak harus mengimpor dan berdampak pada penghematan anggaran belanja negara. Petani padi tidak usah khawatir akan kekurangan pembeli, selama masyarakat masih menjadikan nasi sebagai makanan pokok, maka selama itu pula beras akan laku dipasaran.
Mengenai masalah pemberian beasiswa oleh pabrik – pabrik rokok kepada pelajar/mahasiswa dan atlet – atlet, ini haruslah mendapat perhatian serius dari pemerintah. Pemerintah yang mengiyakan partisiapasi pabrik rokok (yang dinilai bagian dari pembangunan), harus menyadari bahwa rokok itu adalah salah satu faktor yang membuat perekonomian merosot. Dalam sebuah penelitian sederhana yang penulis lakukan, 2 dari 13 responden mengatakan rokok menyebabkan kesehatan masyarakat bahkan angka harapan hidupnya menurun yang berdampak pula pada merosotnya produktifitas mereka, dan sisa dari sebagian besar responden setuju rokok merusak kesehatan dan menghambat produktifitas kerja masyarakat . Dan mengenai pernyataan bahwa pabrik rokok adalah sumber pendapatan negara yang tidak boleh diremehkan (“terbesar”), hal ini dipatahkan oleh Ketua Badan Khusus Pengendalian Tembakau Widyastuti Soerojo dalam sumber yang sama (Kompas) mengatakan bahwa menurutnya pemerintah hanya beralasan saja dan beliaupun memperkuat pernyataannya dengan data dari APBN dan Dirjen Cukai yang dikutip oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), cukai tembakau hanya menyumbang lima persen dari APBN  tahun 1997-2007.
Intinya adalah sebagian besar dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan dan pertumbuhan rokok dan pabrik rokok di Indonesia adalah negatif, sangat sedikit sekali kepositifannya. Dari hasil yang saya dapat dari responden melalui penelitian sederhana adalah sebagian besar mereka (walaupun menyetujui bahwa perusahaan rokok memepunyai andil untuk kemajuan negeri) setuju agar keeksisan pabrik rokok di Indonesia dihentikan dan petani tembakau “bermigrasi” ke komoditi tanam yang lebih baik, menyangkut kerugian yang ditimbulkan rokok dalam bidang kesehatan dan mental bangsa yang jauh lebih besar (terlepas mereka perokok atau bukan).
Karena sebagian besar yang ditimbulkan rokok adalah “tantangan” dan sangat sedikit sekali keuntungannya untuk negeri ini, akan lebih baik masyarakat mulai menyadari bahwa tidak seharusnya kita menggantungkan “hidup” secara langsung ataupun tidak pada rokok dan pabrik rokok.

Essay


Asia’s Challenge 2020
Food, Water, or Industry
By:
Siti Jamaliah
May 28,1991
Indonesian’s College Student

The increasing of world’s population, especially in Asia has affected their needs in food, water and also jobs which is dominated by the industry. In order for them to get enough food and water, they needed money that can only be earned by working. The most favored and suitable works for this era were industrial works. However, the increasing establishment of factory or industrial field would narrow the land that should be used for food producing (farming). The same thing goes to water because the establishment of factories would produce a lot of wastes.
The amount of food in Asia is decreasing. It can be seen from many countries in Asia, especially in South-East like Indonesia. Indonesia is food importer (such as rice, meal and milk from Australia). This is one of the effects from the reduction even swapped function of the fields (source: Kompas.com Sat, 7th November 2009| 05:25 am).    The scarcity of the foods automatically raised the price. As a result, lower middle class economic people cannot afford what will affect the quality of their health.  Regarding of this issue, in this source, Martin Gibson, Stewardship Director CorpLife Asia Martin Gibson, also added that the increase in the level of mal nutrition and food security threats can occur in conditions like this, considering that more than 2 billion of world population consumes 50 percent of rice to meet their calorie needs.
In essence, the more agricultural land area cultivated for food, more water is needed. Is then becomes the companion issue of the impact, is no less important. As the authors convey in the first paragraph, the existence of water and water resources due to the fewer and narrower impact of plant construction - which many industrial plants are not environmentally sound. This situation, which tends to cause the traditional farmers using land area for farming difficulty getting the water that would cause their products were reduced or even disappear altogether. Not only that, the community needs for clean water will be disturbed by this situation. If we see, in this short time, more companies - commercial companies that sell clean water. This shows that clean water and proper consumption is increasingly rare, so to get even require quite a substantial amount of money. For the poor, of course, this is a beban.Erna Witoelar, UN Special Ambassador for MDGs in Asia Pacific, the Second Conference of the Asian Development Bank Water Week, in Manila, Tuesday (27 / 1) says that the Asian crisis in terms of water included into the worst category. This is because the high growth Asian economies to be borne by the pressures on the environmental risks caused by industrial pollution.
To overcome this, development of technology for badly needed food. This will greatly help the farmers increase the effectiveness and efficiency of their agricultural land.   So, hopefully they can meet the food needs of society, at least in domestic. However, despite the presence of food technology that can minimize water using, remains the preservation of water resources should remain very concerned. Given these facts that have been the author mentioned above, the existence of water resources in Asia, are very important. Until now the developed country like Japan still use most of their water reserves for agriculture. It means, although high technology could minimize the water’s using, we need good water resources to keep the food producing. Many fish and underwater’s living dead because of water contamination. It effect too the problem of human needs, especially in foods.  The effect of it which occurred because of it have explained back in the first explanation, malnutrition.
However, pollution arising from industrial activities in fact were even more numerous and more harmful. Should have the intelligence of environmentally sound industrial technologies (ie, preserving water resources and food following biotanya within the scope of its environment) must continue to be developed. Only a balance between technological advancement and environmental preservation can be created. Do not let our desire to maintain the authenticity of the environment makes our creativity and responsiveness to technology becomes blocked, it industrilah technological progress should be a tool that can maintain and can create more beautiful and clean environment as well as life and fulfillment of human needs is more assured.


Source:

Selasa, 01 Februari 2011

BAHAYA EMOSI

Dulu ketika masih kecil, saat marah saya selalu ngambek dan diam. Tidak mau makan, minum dan semua yang berkaitan dengan hal yang membuat saya marah, sampai Mama' membujuk dan meminta maaf. Tetapi sekarang, saya tidak mengerti, mengapa setiap kali saya marah selalu tidak dimengerti. Selalu ditanya ini itu, padahal saya sedang marah dan tidak mau menjawab pertanyaan jenis apapun. Ketika saya tidak menjawab, bukanlah pemakluman yang saya dapatkan, malah kemarahan lagi. Dikatakan anak yang berani melawan orangtualah, tidak sopanlah, apa memang mereka sudah tidak mau mengerti dan peduli lagi seperti dulu? Mungkin tidak, tapi.... Ya, saya harus yakin, pasti tidak, orangtua pasti selalu peduli pada anaknya.Menurutku, seharusnya ini menjadi pelajaran, untuk saya dan semua yang membaca. Ketika kita sudah berkeluarga dan punya anak, kita harus mengerti karakter masing-masing anak kita. Ada yang ketika sedang marah, berteriak-teriak dan butuh ditenangkan. Ada yang butuh diam dan ditinggalkan sampai waktunya ia sudah tenang. Ada yang tidak mau diganngu sama sekali sampai ia sendiri yang memulai pembicaraan. Karakter-karakter seperti ini, kita harus tahu dan melihatnya sejak dini. Karakter itu, biasanya sangat sulit berubah, bahkan sampai anak beranjak dewasa. Saya mengatakan ini, sesuai pengalaman pribadi.
Jangan sampai kita memperlakukan anak semau kita dan menyamakannya dengan anak yang lain. Justru hal ini akan menjadi bumerang untuk orangtua, Terlebih, mereka malah meluapkan emosi ketika si anak yang diam dan tidak mau menjawab pertanyaan mereka dengan menghujani mereka dengan kata-kata pedas. Dalam hal ini, "si pendiam" ada yang tidak tahan dan langsung dapat mengungkapkan kekesalannya habis-habisan, ada pula yang pergi meninggalkan mereka dan menyendiri hingga mendapat ketenangan, dan yang paling berbahaya, mereka yang diam dan kemudian melakukan hal-hal yang nekat. Na'udzubillah mindzalik. 
Hal-hal diatas memang tidak dapat dipungkiri, ini jelas terjadi. Sepertinya tidak sedikit anak yang kabur dari rumah karena frustasi terhadap orangtuanya. Dan yang lebih berbahaya adalah bunuh diri atau bahkan membunuh orangtuanya. Sekali lagi, na'udzubillah mindzalik.

Semoga bisa menjadi renungan

Minggu, 23 Januari 2011

Kalau Terus Dianggap Gagal, Bagaimana Bisa Berhasil???

Tulisan ini saya tulis setelah berkali-kali saya melihat banyak aksi yang kontra pemerintah yang cenderung selalu merendahkan kinerja mereka. Di balik kata-kata "aksi damai" sebuah kelompok "santun"itu tetap saja selalu ada hujatan atas orang-orang yang bekerja di atas.  Bahkan teman-teman saya sendiri. Saya mengetahui hal ini karena saya juga adalah bagian dari organisasi pergerakan kampus, yang memang mereka lebih cenderung kontra pada pemerintah. Setiap kali ada evaluasi kerja pemerintah, pasti akan ada bagian banyak dari mereka yang turun ke jalan. Aku yang seharusnya mendukung mereka, malah jadi golongan yang kontra mereka dan pro pemerintah. Pada dasarnya saya memang tidak suka demo.
Tidak dapat dipungkiri memang, bahwa sebagai manusia biasa, setiap dari mereka (baca:pemerintah) tidak ada yang sempurna. Diantara para pekerja atas sebagian dari mereka adalah orang yang dianggap masyarakat "tidak suci", tetapi apakah mereka yang mengatakannya adalah orang suci 100%???? Siapa yang berani mengatakan dirinya suci 100% tanpa dosa sedikitpun? Bahkankita tidak dapat menjamin diri ,tidak melakukan sepuluh kesalahan yang dianggap dosa dalam sehari. Mereka juga tidak seperti itu. Mereka adalah manusia. Bedanya dari kita, mereka bekerja diatas dan bertugas membuat ataupun mengelola kebijakan. Kita tidak bisa mengatakan secara general pemerintahan itu rusak hanya karena ulah 100 orang oknum misalnya. Orang-orang yang memang sudah mencekoki atau bahkan korban pencekokan otak oleh provokator, selalu akan mencari-cari kesalahan dzari orang yang mereka kontrai. Tentu saja salah berbicara satu kalimat, dari dua halaman yang benar, akan dicap jelek, dan dapat dijadikan sebab pemerintah itu harus turun.
Sebagai mahasiswa yang mempunyai emosi yang labil dan sangat suka aksi, kita harus sadar dan dapat membedakan, mana kebenaran asli dan mana kebenaran hasil plintiran. Jangan sampai membuat kita rela beraksi, tertangkap polisi, bahkan rela mati, hanya karena pemahaman yang salah dari kita dan kemuadian menjadi korban politik "orang-orang invisible".
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki negeri, Janagn cuma menghujat dan berkata bejat, laknat, dan sumpah serapah lain kepada mereka. Tetapi coba kenalilah mereka lebih dalam. Baca artikel atau buku-buku objektif mengenai mengenai mereka. Sehingga kita bisa tahu benar tentang orang yang harus kita dukung atau kita kontrai. Bukan hanya termakan berita tv atau korasn2 subjektif, yang memang juga  menjadi alat politik.

Semoga bermanfaat dan menjadi bahan renungan

Sabtu, 08 Januari 2011

MENGHILANGKAN KETERGANTUNGAN TERHADAP INTERNET

Hai teman-teman networkers..... Artikel saya kali ini lagi-lagi adalah hasil copy dari postingan update yahoo. Tapi sangat bermanfaat dan menginspirasi.  Sangat benar, tanpa kita sadari kehidupan kita sekarang memang tidak dapat terlepas dari gadget termasuk internet. Kita sudah terlalu terbiasa terpancing untuk ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan privasi orang lain yang sebenarnya sama sekali tidak penting untuk diketahui.
Jatah hidup kita yang 24 jam bisa jadi 1/3nya telah kita serahkan pada dunia maya kita. 1/3 kawan, bukan 1/2 ataupun 1/4. Lama kelamaan seluruh hidup kita bisa tersedot semuanya pada dunia yang tidak nyata ini. Oh my God.
Judul asli artikel ini adalah "Menghadapi Hari Kematian Internet"....Yang nulis siapa coba? Artis Bro, Sist. Christian Sugiono. Monggo disimak isinya.

*Sekarang ini, semua sudah terhubung dengan internet. Di banyak hal memang benar-benar membantu kita di kehidupan, terutama cara berkomunikasi dan berinteraksi. Tidak hanya berinteraksi dengan sesama manusia, tapi juga berinteraksi dengan non-human, mesin, atau sebuah sistem. 

Hampir semua orang yang saya kenal sekarang mempunyai sebuah identity di dunia maya, entah web page, blog maupun social networking profile. Bahkan juga saya banyak kenal orang dari internet, tahu kegiatan orang-orang tersebut dari hasil sharingnya di dunia maya. Batas-batas privasi telah diperlebar dan definisinya diubah. Masing-masing mempunyai pemahamannya sendiri yang mungkin bagus ataupun malah merugikan.

Kita jadi berinteraksi dengan banyak orang dalam waktu yang lebih singkat dan paralel. Informasi masuk ke diri kita dengan sangat cepat dan dalam pecahan yang kecil-kecil. Otak kita jadi terlatih untuk menerima arus informasi dalam jumlah banyak secara bersamaan. Contoh nyatanya adalah Twitter.

Seperti inilah komunikasi jaman sekarang. Kita harus pintar-pintar memilih pecahan informasi kecil mana yang penting untuk disimpan dalam memori kita. Atau hal-hal apa yang sebenarnya tidak ada kepentingannya dengan kita tapi menguras energi dan waktu kita.

Kenyataan yang Maya
Apakah kamu familiar dengan skenario ini?

Bangun tidur ngecek timeline Twitter. Sambil nunggu sarapan beres, check email. Terus ngeliat foto-foto weekend unggahan temen kamu. Lalu twitteran lagi sambil sarapan.
Berapa banyak dari kita orang dewasa yang sudah merasa kaku untuk menulis tangan karena selama ini tidak pernah menulis di atas kertas lagi?


Lalu begitu sampai di kantor langsung check-in Foursquare supaya title mayor enggak keambil oleh orang lain. Dan begitu seterusnya, orang lebih banyak menghabiskan waktu dengan menatap smartphone-nya dibanding dengan bertatap dengan orang lain secara langsung. 

Ya memang dalam pekerjaan sehari-hari kita bertemu dengan real-people dan juga menghadapi real-problem. Tapi terkadang dunia maya di gadget kecil kita itu lebih menarik dari pada dunia nyata yang kita hadapi secara langsung. Alhasil orang lebih banyak lari ke dunia kecil yang indah untuk mengekspresikan atau bahkan menjadi seseorang yang tidak mungkin dia lakukan di dunia nyata.

Karena kesehariannya sudah berjalan rutin seperti itu lama-kelamaan orang menjadi terbiasa dan nyaman. Atau mungkin kata yang lebih tepatnya: ketergantungan.

Hari Kematian Internet Tiba
Apa yang harus kita persiapkan pada saat hari kematian Internet tiba? Setelah selama beberapa tahun belakangan ini kehidupan kita dimanjakan oleh kecanggihan dan kemudahan oleh teknologi, apa saja yang telah direnggut oleh internet dari kehidupan kita? Hal nyata apa yang telah hilang dan digantikan oleh kode-kode digital? 

Secara tidak sadar dan pelan orang telah mengganti cara hidupnya selama 10 tahun belakangan ini. Contoh paling simplenya adalah menulis. Berapa banyak dari kita orang dewasa yang sudah merasa kaku untuk menulis tangan karena selama ini tidak pernah menulis di atas kertas lagi. Surat menyurat melalui email, berhitung menggunakan kalkulator, berbicara menggunakan instant messenger service, dsbnya. Peran mulut untuk berbicara telah tergantikan oleh 10 jari yang menari di atas keyboard, dan banyak hal lainnya.

Apa yang bisa dilakukan untuk kembali hidup seperti masa lalu lagi secara analog? 

No Google!
Ini adalah sila pertama dalam peraturan dasar hidup analog. Tidak menggunakan layanan Google sama sekali, mulai dari search engine, email, map, earth, picture, dan semuanya yang Google sediakan. 

Untuk mencari tau mengenai suatu hal kita gak bisa menggunakan search engine. Kamu harus mulai mencoba mencari suatu hal dengan usaha kamu sendiri, dan dengan bertanya ke manusia lain secara real. Yang ditantang disini adalah kemampuan kamu dalam bersosialisasi dengan orang baru secara nyata untuk mendapatkan informasi. Bisa juga dengan mendatangi perpustakaan dan mencari pecahan informasi dalam deretan buku-buku yang ada disana. 

Kalau selama ini kita terbiasa tinggal memasukan nama tempat atau jalan untuk melihat peta, maka pada hari kematian internet kita harus kembali menggunakan peta biasa. Harus bisa mencari lokasi peta dan menelusuri jalan yang tersebar pada ratusan lembar halaman.

Langganan surat kabar.
Karena sudah tidak bisa browsing internet lagi maka kamu harus langganan surat kabar supaya enggak ketinggalan berita sehari-hari. Yang penting adalah langganan koran pagi dan sore, karena untuk koran pagi kamu bisa baca apa yang terjadi kemarin sore hingga malem, dan koran sore untuk yang terjadi dari pagi hingga siang. Yah semua beritanya sih telat 1 hari, setidaknya kamu sudah bisa ikut dalam pembicaraan sehari-hari. Efeknya adalah waktu akan terasa lebih lambat dan lebih panjang karena informasi yang kita dapat tidak terlalu deras.

Keluar dari semua social networking platform.
Hapus semua account Twitter, Facebook, MySpace, FourSquare, Koprol, dan lainnya. Mulai coba hidup dengan tenang tanpa tahu teman kamu hari ini ngeluh apa dalam perjalanan pulang kantor yang macet. Kamu juga enggak perlu tahu teman kamu sarapan apa pada pagi harinya, dan informasi-informasi lain yang sebenarnya tidak kamu butuhkan. Kamu pasti akan lebih fokus dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari yang utama tanpa distraction tersebut.

Untuk menghubungi seseorang akan butuh usaha lebih dari sekedar PING!! dan mention. Manusia akan kembali berbicara menggunakan mulut dan suaranya, tidak lagi dengan text dan jarinya.

Kalau udah berpergian rasanya seperti lepas dari manapun. Perjalanan dari rumah menuju tempat nongkrong rasanya kaya jalan sendirian di terowongan sunyi yang dindingnya rapat semua. Baru bisa dihubungi apabila sudah stay di sebuah tempat. Mau kabur sejenak untuk mewujudkan me time rasanya gampang banget.

Sign out dari e-mail.
Bikin PO Box atau alamat rumah saja untuk urusan surat menyurat. Dan supaya gak numpuk sampah, bikin satu lagi PO Box khusus brosur-brosur iklan atau promosi yang gak penting untuk supaya langsung dibuang ke sampah. Prinsipnya semacam bikin account/folder khusus spam di email kamu supaya langsung di trash. Siapkan folder untuk menyimpan kertas-kertas dan dokumen yang dikirim ke rumah kamu.

Album foto.
Buat kita yang hobi foto mungkin upload ke Facebook adalah hal yang paling mudah dan nyaman. Semua foto bisa kita upload sebanyak apapun tanpa mengeluarkan biaya lagi. Apabila internet sudah mati, maka untuk masalah foto ini akan kembali menjadi hal yang mahal dan butuh banyak biaya, untuk cetak dan untuk menyimpannya dengan baik di dalam album foto. Foto akan menjadi barang yang value-nya lebih spesial dan pribadi karena tidak akan mudah lagi untuk diperbanyak seperti halnya foto digital. 

No copy-paste ucapan.
Persetan dengan sms-sms copy paste yang membuat handphone kamu lemot pada hari raya. Kartu-kartu ucapan yang sifatnya pribadi dan intim dengan tulisan tangan yang sangat personal. Membuat kamu merasa lebih dihargai dan hari raya menjadi lebih berarti.

Well, kalau dilihat-lihat, sebenarnya hari kematian internet bukan berarti kiamat. Kita mungkin akan merasa kesusahan karena internet sudah membuat kita mudah dalam banyak hal, tapi di lain sisi juga, nilai-nilai kehidupan akan menjadi lebih nyata dan lebih mendalam bagi banyak orang. 

Semoga kita semua sudah siap apabila hari itu datang...
*http://id.omg.yahoo.com/blogs/menghadapi-hari-kematian-internet-christian_sugiono-1.html

Nah selesai deh....
Coba direnungin.....eit JANGAN TIDUR.....DIRENUNGIN......

DIKOMENTARIN ya????